Bulan Baik untuk Menikah - Dalam kepercayaan budpekerti Jawa, memilih waktu, tanggal, dan bulan seseorang untuk menikah bukanlah perkara yang sanggup dianggap sepele. Kepercayaan yang bersumber dari tutur tinular leluhur zaman dulu ini menyampaikan bahwa jikalau ingin biduk rumah tangga yang dihasilkan dari suatu ijab kabul sanggup berjalan mulus tanpa kekurangan suatu apapun, maka tanggal ijab kabul harus dihitung kecocokannya dengan merujuk pada weton kelahiran dari pasangan yang akan menikah.
Adapun dalam memilih tanggal ijab kabul berdasarkan hitungan weton Jawa, sebenarnya kami sudah mengulasnya secara lengkap di artikel sebelumnya. Oleh alasannya yaitu itu, pada artikel ini, kami hanya akan mengulas perihal bulan-bulan yang baik untuk menikah dan hajat berdasarkan primbon Jawa.
Nah, bila Anda ingin tahu mengenai apa saja bulan-bulan baik tersebut dan artinya bila dijadikan untuk melangsungkan pernikahan, simaklah secara lengkap pembahasan yang akan kami sampaikan berikut!
Adapun penentuan bulan baik untuk menikah pada artikel kali ini pun dilakukan berdasarkan ke-12 bulan Jawa tersebut. Jadi, jangan heran bila sebagian dari Anda tidak familiar dengan nama-nama bulan yang nanti akan kami sebutkan.
Dari ke-12 bulan yang ada, primbon weton yang menjadi salah satu karya tertulis ilmu kejawen menyebutkan bahwa hanya terdapat 5 bulan saja yang dianjurkan untuk dipakai sebagai bulan ijab kabul atau untuk mengadakan hajat.
Kelima bulan tersebut dianggap sanggup membawa kebaikan bagi perjalanan suatu rumah tangga, lebih-lebih bila dipadukan dengan tanggal dan weton ijab kabul yang juga mempunyai nilai kebaikan.
Ditilik dari ilmu kejawen, ijab kabul di bulan Syawal juga dinilai sebagai ijab kabul yang baik. Pasangan yang menikah di bulan ini diyakini akan memperoleh akomodasi rejeki, baik rejeki berupa harta benda, maupun rejeki yang berupa kesehatan dan keturunan yang baik.
Nah, mungkin itulah sedikit ulasan yang sanggup kami sampaikan perihal beberapa bulan baik untuk menikah berdasarkan kepercayaan budpekerti Jawa. Bulan-bulan Jawa lainnya, ibarat Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Puasa, dan Dulkaidah memang tidak dianjurkan untuk dipakai menggelar pesta dan hajat (Baca : Nilai-Nilai Bulan untuk Pernikahan). Akan tetapi, bila terpaksa dan dalam kondisi mendesak, Anda tentu tetap sanggup menggunakannya. Kecuali untuk bulan Suro, memang ini sangat dipantang alasannya yaitu dipercaya sanggup menimbulkan bencana. Wallohualam!
Adapun dalam memilih tanggal ijab kabul berdasarkan hitungan weton Jawa, sebenarnya kami sudah mengulasnya secara lengkap di artikel sebelumnya. Oleh alasannya yaitu itu, pada artikel ini, kami hanya akan mengulas perihal bulan-bulan yang baik untuk menikah dan hajat berdasarkan primbon Jawa.
Nah, bila Anda ingin tahu mengenai apa saja bulan-bulan baik tersebut dan artinya bila dijadikan untuk melangsungkan pernikahan, simaklah secara lengkap pembahasan yang akan kami sampaikan berikut!
Bulan Baik untuk Menikah
Dalam hitungan penanggalan Jawa, dikenal adanya 12 bulan yang sebagian namanya mempunyai kemiripan dengan nama-nama bulan di kalender Islam (Hijriyah). Tak heran, hal ini memang lumrah terjadi tanggapan adanya akulturasi budaya pada masa penyebaran Islam di tanah Jawa sekitar 6 masa silam.Adapun penentuan bulan baik untuk menikah pada artikel kali ini pun dilakukan berdasarkan ke-12 bulan Jawa tersebut. Jadi, jangan heran bila sebagian dari Anda tidak familiar dengan nama-nama bulan yang nanti akan kami sebutkan.
Dari ke-12 bulan yang ada, primbon weton yang menjadi salah satu karya tertulis ilmu kejawen menyebutkan bahwa hanya terdapat 5 bulan saja yang dianjurkan untuk dipakai sebagai bulan ijab kabul atau untuk mengadakan hajat.
Kelima bulan tersebut dianggap sanggup membawa kebaikan bagi perjalanan suatu rumah tangga, lebih-lebih bila dipadukan dengan tanggal dan weton ijab kabul yang juga mempunyai nilai kebaikan.
1. Bulan Jumadil Akhir
Bulan baik untuk menikah yang pertama yaitu bulan Jumadil Akhir. Menurut kepercayaan Jawa, pasangan yang menikah pada bulan ini diyakini akan mendapat akomodasi dalam mencapai kemuliaan hidup. Pasangan tersebut dianggap sanggup mendapat rejeki yang baik dalam rumah tangganya. Kendati begitu, perjuangan dan kerja keras yaitu ikhtiar utama yang memilih apakah rejeki tersebut akan diperoleh atau tidaknya.2. Bulan Rejeb
Selanjutnya yaitu bulan Rejeb atau Rajab. Untuk pasangan yang menikah di bulan ini, primbon weton Jawa meramalkan bahwa rumah tangga mereka akan menjadi rumah tangga yang harmonis. Akan ada ikatan yang berpengaruh antar kedua pasangan serta keturunannya nanti yang menciptakan rumah tangga tersebut sanggup bertahan meski banyak sekali persoalan mungkin akan tiba menerpa. Selain itu, pasangan yang menikah di bulan Rajab juga diyakini akan memperoleh banyak keselamatan.3. Bulan Ruwah
Di antara bulan-bulan Jawa lainnya, bulan Ruwah-lah yang dinilai sebagai bulan ijab kabul terbaik berdasarkan kepercayaan Jawa. Dalam keyakinan ilmu kejawen, menikah di bulan Ruwah memang dianggap sanggup mendatangkan keselamatan, akomodasi rejeki, dan ketentraman dalam rumah tangga. Tak heran bila kita berwisata ke kawasan yang banyak penduduk Suku Jawa-nya di bulan Ruwah, kita akan menemui banyak janur kuning dan tenda biru tempat berlangsungnya resepsi dan pesta ijab kabul di setiap sudut tempat.4. Bulan Syawal
Akhir-akhir ini, bulan Syawal menjadi pilihan bagi banyak pasangan untuk melangsungkan ijab kabul mereka. Tentu sangat wajar. Bulan Syawal memang bulan dimana Idul Fitri dirayakan. Dengan perayaan Idul Fitri tersebut, sanak saudara sanggup berkumpul secara lengkap untuk sanggup menyaksikan resepsi ijab kabul mereka.Ditilik dari ilmu kejawen, ijab kabul di bulan Syawal juga dinilai sebagai ijab kabul yang baik. Pasangan yang menikah di bulan ini diyakini akan memperoleh akomodasi rejeki, baik rejeki berupa harta benda, maupun rejeki yang berupa kesehatan dan keturunan yang baik.
5. Bulan Besar
Bulan terakhir yang dianjurkan untuk melangsungkan ijab kabul yaitu bulan Besar alias bulan Haji. Menurut kepercayaan Jawa, pasangan yang menikah di bulan ini diyakini akan mendapat kesenangan dan keselamatan. Rumah tangga tersebut diyakini akan dijauhkan dari segala pertengkaran, kekurangan, atau bencana. Wajar bila banyak orang bau tanah yang mengerti persoalan pitung menganjurkan ijab kabul pada bulan ini kepada beberapa pasangan.Nah, mungkin itulah sedikit ulasan yang sanggup kami sampaikan perihal beberapa bulan baik untuk menikah berdasarkan kepercayaan budpekerti Jawa. Bulan-bulan Jawa lainnya, ibarat Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Puasa, dan Dulkaidah memang tidak dianjurkan untuk dipakai menggelar pesta dan hajat (Baca : Nilai-Nilai Bulan untuk Pernikahan). Akan tetapi, bila terpaksa dan dalam kondisi mendesak, Anda tentu tetap sanggup menggunakannya. Kecuali untuk bulan Suro, memang ini sangat dipantang alasannya yaitu dipercaya sanggup menimbulkan bencana. Wallohualam!
Advertisement
Baca juga:
Advertisement